Senin, 29 Agustus 2016

Nothing last forever

I Dewa Gede Bagus
Para ahli memperkirakan bila sebuah kaset diputar 100 kali seth, maka kualitas suaranya akan berkurang
setelah berumur sepuluh tahun.
Rata-rata sepatu lari bisa tahan dipakai pelari di medan standar sekitar 500-800 km.
Sebatang pensil bisa dipake menulis sebuah garis sepanjang 48 km.
Kebanyakan pulpen bisa di pake untuk menggaris garis sepanjang 1200 hingga 2300 m.
Sebuah lampu pijar 100 watt akan bertahan sekitar 750 jam, dan yg 25 watt bisa tahan sekitar 2500 jam.

Pria paling panjang umur yang tercatat di Alkitab adalah Metuslah hingga 969 th.
Sedangkan menurut penelitian modern, umur maksimal manusia hanya mencapai 113 hingga 214 th.
Manusia tertua yang pernah tercatat dalam rekor Guiness World Record berusia 122 th.
Rata-rata umur manusia seperti kita yang hidup di jaman sekarang ini berkisar antara 70-80 th.
Nah sekarang pertanyaan bagi kita: "Berapa usia kita sekarang dan kira-kira berapa lama lagi sisa hidup kita di bumi ini?
Meski kita tidak pernah bisa menentukan umur hidup manusia,namun hendaknya fakta di atas memberi kita kesadaran akan betapa fananya keidupan di bumi ini.

Umur tubuh kita ada batasnya.
Hidup di bumi ini bukanlah untuk selama-lamanya.
Akan tiba waktunya ketika kita harus meninggalkan hidup kita di bumi untuk masuk ke kehidupan yang jauh lebih indah di sorga.
Namun,selagi kita hidup di dunia ini,sudahkah kita memberi arti bagi Tuhan dan sesama?
Seperi sepatu pelari yang aus karena dipakai menempuh jarak semaksimal yang bisa ditempuhnya,sudahkah kita mengijinkan Tuhan memakai kita secara maksimal sebagai perpanjangan tangan-Nya?
Ibarat bola lampu yang akan terus menyala memberi terang sampe putus kawatnya,sudahkah kita memberi dampak positif bagi sesama dan membuat hidup orang lain lebih berarti?
Kalau kita masih di beri nafas hingga hari ini,itu berarti belom terlambat untuk menjadikan hidup ini lebih berarti, minimal buat orang-orang di sekitar kita.

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK

I Dewa Gede Bagus

Kunci membuat hidup lebih baik terdiri atas :


A. Personality,
B. Community 
C. Life

A.  PERSONALITY
1.   Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui.
2.   Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada diluar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang dijalani saat ini, secara positif
3.    Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda.
4.   Jangan memaksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.
5.    Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip.
6.    Bermimpilah saat anda bangun (bukan saat tertidur).
7.     Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda.
8.   Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan pasangan Anda di masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini.
9.    Hidup terlalu singkat untuk membenci siapapun itu. Jangan membenci.
10.Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak menganggu masa ini.
11.Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.
12.Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat bertahan seumur hidup.
13. Senyumlah dan tertawalah.
14.Anda tidak dapat selalu menang dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan.

B.  COMMUNITY

15. Hubungi keluarga Anda sesering mungkin
16.Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain.
17. Ampuni setiap orang untuk segala hal
18.Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70   dan di bawah 6 tahun.
19.Coba untuk membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari.
20. Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda.
 21.  Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda di saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik

C. LIFE


22.Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan  perbuatan Anda.
23.Tuhan menyembuhkan segala sesuatu.
24.Lakukan hal yang benar.
25.Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah.
26.Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan keluarlah!.
27.Yang terbaik belumlah tiba.
28.Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan.
29.Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu.
30.Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy.

Mati tdk menunnggu Tua....Mati tidak menunggu sakit...nikmati hidup....sebelum hidup tidak bisa di nikmati

Sabtu, 27 Agustus 2016

MEMAKNAI GALUNGAN

I Dewa Gede Bagus
Om Swastiastu.
Telah banyak para tokoh agama Hindu yang memberikan makna Hari suci Galungan itu, dengan segala argumentasinya dan semuanya kelihatan benar. Namaun pada kesempatan ini saya ingin menuliskan pengalaman yang saya pernah rasakan tentang Galungan.

Pada suatu ketika saya berjalan melintasi tepian sungai, nah disitu ada anak-anak muda berkumpul kurang lebih 5 orang, rasanya mereka sedang memancing ikan di sungai (penghobi mancing). Sedang asiknya mereka mancing, lalu ada temannya melintas di kejauhan kurang lebih 5 meter dari tempat mereka mancing, temannya itu menyapa kelompok pemancing ini dengan kata-kata guyon dan nyindir, antara lain:

JANGAN DIHABISIN IKANNYA DIPANCING BIAR ADA DIPAKAI GALUNGAN.....!!!!!! antara lain itu yang dikatakan, lalu si kelompok pemancing menjawab begini; YA KALAU HABIS IKANNYA DISINI, NANTI UNTUK GALUNGAN BELI SAJA DAGING BABI DI PASAR......!!!!!

Begitulah guyonan mereka. Selanjutnya diantara si pemancing terjadi diskusi kecil tentang pemaknaan Galungan atas kata guyonan temannya tadi, antara lain; Satu orang bertanya " Apa sih sebenarnya makna Galungan itu? Teman-temannya menjawab sesuai dengan apa yang mereka tau, diantara jawaban yang ada, terdengar salah satu mengatakan; Galungan adalah Hari Suci untuk merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma. Kemudian ditanyakan lagi oleh yg satu lagi; Jadi Dharma dg Adharma itu berperang? Dimana medannya? Kalau Adharma kalah, apa kekalahannya itu menyerah apa kalah mati? kalau kalah menyerah, dimana wilayah kekalahan adharma yang menjadi kekuasaan dharma atas kemenangannya? Kalau adharma itu kalah mati, dimana mayat adharma itu dikubur? Berdasarkan pertanyaan inilah para pemancing itu menjadikan tempat mancingnya sebagai arena diskusi.

Pada waktu itu kebetulan saya lewat disampingnya, disitulah saya mendengar diskusi mereka, dan saya sangat terketuk hati saya ingin menjawab, namun mereka tidak bertanya ke saya, makanya saya diam saja membiarkan mereka diskusi sepuasnya demi meresapnya inti pemaknaan Galungan yang sebenarnya, dan saya melanjutkan perjalanan pulang. Nah sesampainya saya di rumah, tidak berselang beberapa menit, ternyata mereka si pemancing itu semua datang ke rumah saya. Setelah saya persilahkan duduk, lalu mereka mengulangi pertanyaan yang menjadi perdebatan kusir tadinya. Meraka sebenarnya tidak salah memaknai sesuai dengan apa yang mereka tau, sebab memaknai atau mempelajari ajaran agama Hindu di Bali itu secara berjenjang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Seperti contoh: Ada anak 3 orang, satu orang baru SD, yang satu sudah SMA dan yang satu lagi sudah sarjana Ilmu Matematika. Lalu ada pertanyaan pada mereka; Coba kalian jawab: 3 X 3 =....? Anak SD menjawab dengan mengambil batu dan menghitungnya, lalu dia dapat jawaban 9. Kemuadian yang SMA. menghitung dengan mengambil kertas orak-orek, jawabannya juga 9. Dia yang sarjana matematika langsung menjawab 9. Pertanyaannya adalah; apakan sembilan dari masing-masing mereka itu berbeda nilainya? Saya kira tidak beda, hanya prosesnya yang berbeda. Demikian pula tentang defenisi Galungan.

Namun atas pertanyaan si pemancing perlu di berikan jawaban yang benar, antara lain. Dharma dan adharma itu tidak berperang kayak bertempur, namun keduanya itu saling mempengaruhi, yang mana kuat pengaruhnya diantara keduanya itu, kalau Dharma yang lebih kuat maka dharma dikatakan menang dalam kontek mempengaruhi adharma menjadi dharma, ini yang disebut Galungan. Sehingga tidak ada mayat si adharma dalam hal saling mempengaruhi, sebab itu merupakan sifat, karakter manusia. Lalu dimana arenanya? Arenanya ada di dalam diri manusia, jadi sifat saling mempengaruhi dari dharma dg adharma itu hanya ada di dalam diri manusia. Bila manusia itu tau dan sadar akan memaknai hidup ini maka mereka berusaha memenangkan dharma didalam dirinya. Jadi Galungan itu didefinisikan sebagai kemenangan Dharma di dalam diri manusia sendiri, maka mereka akan mewujud nyatakan kegembiraan mereka atas kemenangan itu dengan cara membuat sesaji, membuat penjor, bersembahyang ke pura, dan lain sebagainya sebagai gambaran kegembiraan mereka.

Jadi kemeriahan perayaan galungan dengan penjor yang mahal-mahal, semestinya didasari oleh kemampuan kita mempengaruhi sifat adharma dengan sifat dharma di dalam kehidupan ini, dengan cara belajar agama memahami ajaran agama dan yang terpenting mempraktikan ajaran agama tersebut, nah itu baru lengkap. Akhirnya dengan argumentasi saya seperti itu para pemancing sedikit menyadari apa yang mereka harus lakukan untuk memaknai hidup ini.

Demikian cerita pendek ini saya tulis disini sebagai sebuah yadnya bagi saudara kita yang mau dan memerlukannya. Cerita ini tidak saya gunakan sebagai bahan diskusi, sekali lagi sebagai ungkapan rasa cinta kepada semua teman-teman.

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM.


Sumber : Facebook Ida Pedanda Gede Made Gunung

Selasa, 23 Agustus 2016

KITAB SUCI VEDA ITU ASLI WAHYU TUHAN

I Dewa Gede Bagus
OM SWASTIASTU. OM AWIGNAMASTU.
Selamat bertemu lagi teman-teman, semoga semuanya dalam keadaan sehat-sehat. Saya punya cerita dari pengalaman sendiri di rumah. Kurang lebih seminggu yang lalu saya membaca buku 108 Mutiara Veda, yang ditulis oleh Dr.Somvir. Satu pasal saya baca saya lewati, satu pasal saya lewati, artinya sepintas - sepintas saja, namun disaat itu tertarik perhatian saya pada setiap terjemahannya dari setiap pasal, yaitu; tidak satupun terjemahannya berbunyi; " WAHAI KAU UMAT HINDU...." Yang ada adalah; " WAHAI KAU UMAT MANUSIA........" Jadi saya berpikir, kenapa tidak menunjuk WAHAI KAU UMAT HINDU YA.....????? Sedangkan kitab Suci Veda itu adalah kitab suci penganut agama Hindu, artinya Veda itu adalah hanya untuk umat Hindu saja demikian pikiran saya. Tetapi setelah lama saya berpikir seperti itu, lalu muncul dipikiran saya bahwa kalau demikian berarti Veda itu ajarannya untuk umat manusia, kalau kita melihat dari terjemahannya. Memang inilah salah satu ciri dari Veda itu adalah wahyu Tuhan, tidak membedakan siapa dia.
Dan adalagi saya ingat waktu masih kuliah dulu, dosen saya pernah saya dengar mengatakan bahwa Veda itu adalah sumber dari segala sumber ilmu. Kalau begitu berarti beliau-beliau atau mereka- mereka yang mempelajari ilmu itu berarti boleh dikatakan sudah mempelajari Veda, itu adalah anggapan saya.
Selain dari pada itu, saya juga merasakan bahwa, Veda memiliki sifat penyebaran yang amat istimewa, yaitu; MENGAYOMI, MENGANGKAT DAN MEMAKNAI BUDAYA LOKAL. Artinya, dimana ajaran Veda itu dianut, akan selalu mengayomi, mengangkat dan memaknai budaya lokal. Veda tidak merusak apa lagi menghancurkan budaya lokal, ini salah satu yang amat penting bagi saya memberikan petunjuk bahwa Veda itu asli wahyu dari Tuhan, sebab Tuhan menciptakan semuanya maka ajaran Tuhan itu mengayomi setiap ciptaannya.
Salah satu contoh; didalam salah satu pasal Yajur Veda ada menuliskan; ..."Vayur anilam amertam athedam basmantam sariram"......... terjemahannya saya baca; "Wahaikau manusia setelah rokhmu meninggalkan jasadmu yang terbentuk dari panca maha Bhuta, secepatnya jasadmu dijadikan abu, rokh akan mendapatkan moksa." Demikian kurang lebihnya.
Maka dari itulah setiap umat Hindu yang meninggal harus diaben, jadi tidak dikubur. Namun di Bali ada penguburan sementara umat hindu yang telah meninggal. Sistem penguburan mayat di Bali telah ada sejak jaman batu yang disebut jaman neolitium, dengan peninggalannya kita kenal dengan nama sarkopagus, itu budaya lokal namun hal itu tidak dirusak bahkan diayomi dan dimaknai, makanya umat Hindu di Bali yang meninggal , ada yang di aben langsung, ada adapula yang di kubur dalam jangka waktu tertentu baru diaben. kesimpulannya; MENINGGAL ABEN, DAN MENINGGAL KUBUR KEMUDIAN DIABEN, akhirnya semua diaben. Dengan demikian di Bali setiap Desa Pekraman memiliki Setra, yang dari jaman kejaman tidak pernah diperluas, sebab tidak ada mayat yang dikubur terus.
Banyak lagi konsep-konsep kehidupan yang damai termuat di dalam ajaran Veda, namun pada kesempatan ini hanya itu yang tersirat dalam pikiran saya setelah membaca buku 108 Mutiara Veda dari Dr.Somvir.
Terima kasih atas perhatian teman-teman yang membaca tulisan ini. Sekian.
Om Santhi,Santhi, Santhi, Om.

Sumber : Facebook Ida Pedanda Gede Made Gunung

SESUNGGUHNYA SEMUA INI ADALAH TITIPAN DARI HYANG KUASA

I Dewa Gede Bagus
Om Swastiastu.
Jangan henti-hentinya memohon Petunjuk, Bimbingan dan Tuntunan ke hadapan hyang Maha Kuasa, agar kita dapat mengarungi hidup ini di jalur yang benar, sehingga kita dapat berlabuh di pulau harapan kita sekaligus sebagai pulau asal kita.
Banyak sekali contoh yang dapat kita lihat dalam kehidupan ini di masyarakat, seperti; Dulunya dia seorang yang amat ditakuti di masyarakat karena badannya kekar, lengannya besar-besar dan sering bertindak arogansi. Namun tidak lebih dari 15 tahun berlalu, dia menjadi renta. Jangankan memukul orang lagi, jalan saja sudah pakai tongkat. Dulu dia sangat disegani karena kekayaannya berlimpah, namun pelitnya tak ketulungan. Namun tidak lebih dari 15 th berlalu dia menjadi orang sakit-sakitan dan tidak bisa makan nasi (makanan mewah), akhirnya dia hanya bisa makan sepotong kentang dan sayur rebus tanpa bumbu. Dulu dia adalah seorang penguasa hebat, maka banyak orang takut sama dia, karena tindakannya sewenang-wenang. Namun hal itu hanya berlangsung 10 tahun, setelah itu dia tidak bisa diterima di lingkungannya termasuk dalam lingkungan keluarganya.
Akhirnya saya pernah membaca di dalam kitab Sarasamuscara Bab, MERTYU. Disitu tertera disalah satu pasal slokanya, sbb;
WALAUPUN KAU DAPAT MENJADI PENGUASA DI BUMI YANG BULAT INI, DENGAN KEKAYAAN YANG BERLIMPAH, DAN DI DAMPINGI ISTRI CANTI-CANTIK SELUSIN, MAKA PADA SAATNYA NANTI DATANG KEMATIAN YANG MENJEMPUTMU, KEKUASAAN, HARTA BENDA, DAN ISTRI CANTIK TIDAK BISA MENUNDANYA/MENOLONG DIRIMU.
Menyimak isi dari bacaan tersebut di atas maka kita di suruh HARUS INGAT DENGAN KEMATIAN ITU ADALAH TEMAN SETIA DARI KEHIDUPAN KITA. Walaupun kedatangannya tidak kita ketahui secara pasti, namun yang pasti dia (kematian) itu pasti akan datang. Setelah dia datang semua yang kita agung-agungkan semasih hidup seperti kekayaan, kekuasaan, kemewahan, semuanya tidak ada artinya bagi kita. Semua akan ditinggal disini, termasuk badan yang kita manfaatkan setiap saat diwaktu masih hidup akan ditinggalkan disini.
Mereka yang bijaksana mengatakan bahwa; Yang kita bisa bawa pulang ke alam sana hanyalah Karma. Apa itu karma baik (subhakarma) atau karma buruk (asubhakarma). Lalu apa kaitannya dengan kekusaan, kekayaan, dan badan sehat kuat? Sesungguhnya itu adalah sebuah titipan dari Hyang Kuasa untuk kita sampaikan kepada saudara kita yang memerlukan dalam kehidupan disini.
Contoh; Bagi mereka yang dalam hidupnya di sini menjadi penguasa, itu titipan dari Tuhan agar mereka menjalankan swadharmanya sebagai pelayan rakyat dan dapat membahagiakan rakyat. Kalau mereka sadar dan melakukan hal seperti itu, maka mereka sudah berjalan di atas Subhakarma, andai kata mereka tidak menjalankan tugas seperti itu, mereka berjalan diatas jalan Asubhakarma. Inilah yang kan mereka bawa nantinya setelah kematian itu datang menjemputnya.
Demikian pula kekayaan, semuanya itu adalah titipan sekaligus kesempatan kita untuk meraih Subhakarma, kalau kekayaan itu dimanfaatkan untuk membantu saudara kita yang sangat memerlukan atau digunakan untuk kepentingan orang banyak. Dengan sendirinya semuanya itu didasari oleh logika pemanfaatan.
BILA ADA SEORANG REMAJA JIJIK MELIHAT ORANG TUA RENTA, MAKA ORANG TERSEBUT TIDAK SADAR BAHWA DIRINYA AKAN SEPERTI ITU NANTINYA, KARENA HIDUPNYA DITEMANI OLEH KESOMBONGAN.
Keremajaan itu sifatnya hanya sementara, maka gunakanlah keremajaan itu untuk meraih Subhakarma. Demikian pula mereka yang mendapat titipan kepintaran, bagilah kepintaran itu untuk mereka yang memerlukan, sehingga dari kepintaran kita dapat Subhakarma.
Jadi apa yang kita dapati dalam hidup ini adalah sarana untuk mendapatkan Subhakarma sebagai bekal mudik nanti. Demikian sebaliknya bila kita tidak merasakan itu sebuah titipan dan merasa itu milik kita maka semuanya itu merupakan sarana untuk mendapatkan Asubhakarma, juga sebagai bekal mudik nanti.
Demikianlah tulisan ini saya buat agar dapat digunakan sebagai bahan renungan, di dalam kita melakoni hidup ini. Terima kasih atas perhatian saudara-saudara.
Om Santih, Santih, Santih, Om

Sumber : Facebook Ida Pedanda Gede Made Gunung

Rabu, 10 Agustus 2016

Mahasiswa Undiknas KKN di Desa Nyalian

I Dewa Gede Bagus


Pendidikan Nasional (Undiknas) melaksanakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Nyalian Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung.Kegiatan itu berlangsung mulai Mei s.d. Agustus 2016 yang diikuti oleh kurang lebih 35 mahasiswa yang terbagi dalam dua gugus yakni Gugus Dusun Pekandelan kelas pagi, dan Gugus Dusun Tegalwangi untuk kelas sore.

Pada Sabtu, 11 Juni 2016, mahasiswa KKN Undiknas mengadakan program desa senam osteoporosis, pemeriksaan kesehatan tulang dan bakti sosial di Lapangan Desa Nyalian yang terletak di Dusun Pekandelan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesehatan tulang dan pencegahan penyakit tulang bagi masyarakat Desa Nyalian. Acara ini dibimbing oleh Perwatusi Bali sebagai narasumber dan instruktur senam serta tim medis yang berasal dari RSU Manuaba untuk pemeriksaan kesehatan tulang.
Kegiatan ini terselanggara berkat kerja sama berbagai belah pihak yaitu Perwatusi Bali, RSU Manuaba, Pemerintah Kabupaten Klungkung, Dinas Kesehatan Klungkung, Puskesmas Banjarangkan, Pemerintah Desa Nyalian, SDN 1, SDN 2, SDN 3 Nyalian, PKK seDesa Nyalian yang turut serta dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Panitia KKN.

Acara ini berlangsung sukses karena antusias masyarakat dan siswa-siswi se-Desa Nyalian sangat besar dalam menyemarakkan acara. Terlebih lagi acara ini dihadiri langsung rombongan Wakil Bupati Klungkung serta adanya hadiah dari pihak narasumber (Perwatusi Bali) untuk 30 peserta terbaik yang mampu mengikuti gerakan instruktur. Ukuran sukses acara ini adalah jumlah peserta yang hadir melebihi ekspektasi panitia. Senam osteoporosis yang diharapkan 100 peserta, yang hadir sekitar 150 orang. Sementara untuk kegiatan pemeriksaan tulang dan bakti sosial, ekspektasi panitia adalah 30 peserta namun yang mengikuti kegiatan hingga 65 peserta yang sebagian besar lansia.

Ini  adalah program desa pertama yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN di Desa Nyalian yang mendapat pujian dari Kepala Desa Nyalian serta narasumber. Setelah kegiatan ini masih banyak program desa yang lebih menarik yang akan dilaksanakan di Desa Nyalian.

Sumber : http://undiknas.ac.id

Polres Klungkung Serahkan Sarana Kontak Kepada Pecalang Uma Anyar Desa Nyalian

I Dewa Gede Bagus
Untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat Kabupaten Klungkung. Personil Polres Klungkung rajin berkomunikasi dengan masyarakat Kabupaten Klungkung. Bahkan Kapolres Klungkung AKBP FX. Arendra Wahyudi SiK beserta staf aktif melakukan patroli keliling Desa dengan gowes dan sambang Desanya. Hal ini, agar masyarakat Klungkung merasa aman dan nyaman serta ikut berpartisipasi dalam menjagakamtibmas diwilayahnya masing-masing.
 


Demikian dikatakan Kapolres Klungkung AKBP FX. Arendra Wahyudi SiK, didampingi Waka Polres Klungkung Kompol. AA. Gede Mudita SH, Kabag Ren, Para Kasat dan Kapolsek Banjarangkan AKP I Made Sudanta SH menyerahkan sarana kontak kepada Pecalang Kamtibmas, Banjar Uma Anyar, Desa Nyalian, bertempat di Banjar Uma Anyar, Sabtu, 26/9.

Kegunaan sarana kontak tersebut sebagai alat utk berkomunikasi secara langsung degan masyarakat sekaligus mendekatkan diri degan masyarakat agar terjalin rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara Polri dengan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut Kapolres Juga mengatakan bahwa jangan pernah meninggalkan komunikasi dengan masyarakat, karena tampa dukungan masyarakat situasi kamtibmas aman dan kondusip sulit terwujud, jadi untuk mewujudkan semua itu Personil Polri harus selalu menjalin komunikasi dengan masyarakat, karena partisipasi masyarakat kunci utama terciptanya keamanan.
Sementara itu Bendesa Adat Uma Anyar I Wayan Regeg menyampaikan terima kasih kepada Polres Klungkung atas pemberian ini sarana kontak ini, tentunya pemberian ini sangat bermampaat bagi keperluan para Pecalang dikala melaksanakan tugas, apa lagi dalam waktu dekat ini Krama Banjar Uma Anyar akan melaksanakan karya besar seperti mamungkah, caru manca sanak, Ngenteg Linggih, pedudusan agung ring Pura Puseh Banjar Anyar.
Sarana Kontak yang diserahkan Kapolres kepada para Pecalang Kamtibmas Banjar Uma Anyar Desa Nyalian berupa 10 lembar baju kaos Pecalang, 5 Senter Kelip Lalu Lintas dan 3 senter biasa.
Selain Bendesaa adat Uma Anyar hadir pula pada Kesempatan tersebut Kepala Desa Nyalian Ida Bagus Alit Negara, Tokoh Masyarakat. Tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat Banjar Uma Anyar.

Sumber : http://polresklungkung.com