Jumat, 18 Juli 2008

Ketua BPK Puji Kepemimpinan Dewa Beratha

DEWA BERATHA adalah orang yang sepatutnya dapat paling berbahagia saat ini, karena Gubernur Bali periode 2003-2008 ini dapat mengakhiri masa jabatannya dengan penilaian pengelolaan keuangan daerah yang baik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Tidak ada permasalahan berarti yang ditinggalkan Dewa Beratha selama memimpin Bali lima tahun terakhir, sehingga kepemimpinannya patut dijadikan contoh oleh para penyelenggara pemerintahan di seluruh Indonesia.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Prof. Dr. Anwar Nasution mengemukakan pendapat tersebut saat tampil sebagai pembicara dalam dialog publik dengan tema 'Mendorong Terciptanya Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara/Daerah' di Hotel Sanur Paradise Plaza, Rabu (16/7) lalu. 'Selama saya menjadi Ketua BPK ini, saya mendapatkan, jarang ada pemimpin seperti ini,' katanya disambut tepuk tangan 205 peserta acara ini yang terdiri dari pimpinan eksekutif, legislatif, yudikatif serta LSM dan instansi terkait di wilayah Propinsi Bali, NTB dan NTT.

Anwar Nasution tidak menyampaikan perincian lebih lanjut atas pernyataan itu. Namun, ia menegaskan pengelolaan keuangan negara/daerah di bawah kepemimpinan Gubernur Dewa Beratha telah meringankan penerusnya dalam memimpin roda pemerintahan, pembangunan dan kegiatan kemasyarakatan Bali karena pengelolaan keuangan negara/daerah telah memenuhi kriteria penilaian baik dari BPK RI.

Sebaliknya, Anwar mengingatkan para penyelenggara pemerintah jangan meniru perilaku Bupati Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Dr. Syaukani. Menurutnya, Bupati Syaukani beruntung menjadi bupati di daerah yang kaya raya potensi kekayaan alam. Namun sayang, kekayaan alam Kutai Kertanegara itu bukannya dimanfaatkan untuk membangun daerah dan mensejahterakan rakyat, melainkan dikorupsi dan dipergunakan untuk menyuap.

'Yang ingin saya lakukan ke depan adalah jangan ada dusta di antara kita. Antara kau (Anwar menunjuk pada peserta dialog) dan aku,' ingat Anwar. Jika masih ada dusta di antara pejabat dengan BPK, maka Anwar menegaskan hasilnya adalah you go to jail (Anda/pejabat pergi ke penjara).

Dialog publik BPK RI ini baru pertama kali dilaksanakan di Bali. Dipilihnya Bali sebagai lokasi pelaksanaan dialog berangkat dari penilaian baik pengelolaan keuangan negara/daerah yang dilakukan Gubernur Bali Dewa Beratha. Tujuan dialog untuk mencari masukan sekaligus respons atas hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan daerah. (r/*) (Bali Post 19/7/08)

I Dewa Gede Bagus

Author & Editor

Semoga apa yang kami sajikan bermanfaat, kami mohon maaf jika ada tutur kata yang kami sajikan kurang berkenan.

3 komentar: