Geguritan I Japa Tuan sebuah gambaran indah bata kata sastra yang melukiskan beragam hal penting dalam kehidupan. Ciri orang yang berilmu dan berpengetahuan adalah ia yang memiliki sikap rendah hati. Sebagaimana digambarkan I Gagak Turas kakak dari I Japa Tuan. Gagak Turas "ane negak turasin" atau yang duduk adalah berilmu. Artinya, ia yang duduk (di bawah) simbol dari kerendahan hati adalah memiliki pengetahuan sebenarnya. Duduk bisa ditafsirkan diam. Makanya jangan pernah mengira orang yang diam adalah bodoh, justru yang diam banyak ilmu atau pengetahuannya. Bahkan dalam dunia tantrisme, diam atau hening ke dalam adalah cara efektif mendownlod saripati pengetahuan rahasia. Dalam teks tutur disebutkan "sunya ingaran mawisesa" yang sunyi adalah utama.
Selanjutnya, ketika berilmu dan berpengetahuan kita hendaknya sungguh-sungguh dan terus menerus digunakan untuk mencari makna hidup. Terpenting adalah dengan ilmu pengetahuan kita bisa seimbang material spiritual. Semasih brahmacari carilah ilmu itu, grhasta gunkan ilmu untuk pemenuhan duniawi. Setelah waktunya wanaprasta gunakan ilmu pengetahuan mencari kesejatian hidup, dan bhiksuka gunakan ilmu pengetahuan untuk mengetahui jalan mati. Sebagaimana digambarkan I Japa Tuan "Japa ngaran mantra, Tuan ngaran tuhu". Artinya, sebaiknya pengetahuan digunakan secara sungguh-sungguh untuk mencari kesejatian hidup secara terus menerus melalui sebuah proses selayaknya mantra kehidupan.
Mencari kesejatian hidup tidak mesti harus melupakan duniawi. Justru duniawi adalah alat untuk mencapai tujuan. Hal yang ragawi adalah media untuk mencari kesejatian hidup sesungguhnya. Sangatma tidk akan dapat mencapai pembebasan sebelum ia mengambil badan sebagai kendaraan diri, meskipun nantinya ia akan usang dan tidak abadi. Hal itu digambarkan Ni Ratnaningrat istri dari I Japa Tuan. Ratna adalah perhiasan, Ningrat adalah identik dengan hal-hal duniawi, Ratnaningrat adalah hiasan duniawi. Ni Ratnaningrat akhirnya meninggal setelah menikah dengan Japa Tuan. Lantaran itu Japa Tuan bersma I Gagak Turas pergi ke surga mencari makna dari kehidupan. Artinya, hal yang duniawi tidak abadi, tetapi hal yang duniawi tangga menuju pada kelepasan.
Singkat makna tokoh dalam geguritan itu adalah mengajarkan kita, bahwa dengan kerendahan hati dan pengetahuan kita bisa memahami kesejatian hidup, tanpa harus menolak dunia.
Sumber : FB I Ketut Sandika