Senin, 02 Juni 2008

Universitas Ngurah Rai Gelar KAT di Desa Nyalian

Mengejewantahkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Universitas Ngurah Rai menggelar Kuliah Aplikasi Terpadu (KAT) di Desa Nyalian, Banjarangkan, Klungkung. KAT tahun ketiga itu melibatkan unsur Yayasan Jagadhita, rektorat, dosen dan pegawai 68 orang, mahasiswa 210 orang, dibantu 18 anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ngurah Rai. KAT yang berlangsung sejak Kamis (21/2) dan berakhir Minggu (24/2) besok, dibuka Bupati Klungkung Wayan Candra, Jumat (22/2) kemarin, didampingi Rektor Universitas Ngurah Rai Prof. Tjok. Gede Atmaja bersama jajaran, unsur Muspika Banjarangkan, aparat desa dan prajuru adat setempat.
Acara pembukaan diisi dialog mahasiswa dengan Bupati Candra dan masyarakat menyangkut persoalan yang dihadapi masyarakat, di antaranya pengentasan buta aksara, anak putus sekolah, pengurusan akta pernikahan dan lainnya. Usai dialog, dilanjutkan penanaman pohon sebagai simbolis kegiatan penghijauan.
Ketua Panitia KAT yang juga Pembantu Rektor (PR) III A.A. Ngurah Alit Suteja, S.H., M.H. didampingi PR I Ketut Witarka Yudita, M.T. menyebutkan, KAT bisa dikatakan lebih dari KKN yang selama ini dilakukan. Jika KKN hanya mengejewantahkan satu isi Tri Dharma Perguruan Tinggi (TDPT) yakni pengabdian pada masyarakat, maka KAT, TDPT bisa dilaksanakan sekaligus.
Di bidang pengabdian sosial, digelar bakti sosial berupa penghijauan, penanaman pohon kemiri di sekitar setra dan cempaka. Pengobatan gratis serta pertandingan persahabatan voli, sepak bola sebagai sarana komunikasi bersama masyarakat dan sekaa teruna.
Bidang akademis, digelar penyuluhan pejabat/pemuka masyarakat tentang pemerintahan dan penyuluhan pilkada. Bidang penelitian, peserta KAT diwajibkan melakukan penelitian sesuai bidang/fakultas yang menghasilkan enam buah penelitian (3 buah di Fakultas Hukum, Fisipol, Teknik dan Ekonomi masing-masing 1 buah).
Intinya, KAT merupakan kesempatan mahasiswa menerapkan teori saat kuliah, termasuk saat pembekalan dari pakar-pakar, kepada masyarakat. Termasuk menguji kemampuan menggali dan mengembangkan potensi desa. Nyalian kan punya perajin patung, uletan. Tetapi jumlahnya masih sedikit. Itulah yang dikembangkan, mulai bagaimana mengajarkan masyarakat tentang pemasaran, sistem kerja sama, motif dan lainnya.
''Beruntung, Bupati, muspika dan masyarakat merespons positif kegiatan kami. Karena setelah KAT kami tidak melupakan begitu saja desa tempat kegiatan kami. Tetapi akan kami jadikan desa binaan selama dua tahun, sehingga Desa Nyalian benar-benar berkembang dan maju,'' tandas Ketut Witarka. (kmb20/*) (Bali Post)

I Dewa Gede Bagus

Author & Editor

Semoga apa yang kami sajikan bermanfaat, kami mohon maaf jika ada tutur kata yang kami sajikan kurang berkenan.

1 komentar:

  1. Mudah-mudahan dengan adanya Kuliah Aplikasi Terpadu Desa Nyalian dapat mengejar ketertinggalannya dari desa-desa yang lain, apalagi sekarang dengan Kepala Desanya yang Energik dan wawasan yang luas pasti Desa Nyalian lebih baik

    BalasHapus